Menurut saya,pembelajaran e-learning hari ini sangat menyenangkan.E-learning hari ini memberikan saya banyak pelajaran antara lain saya bisa menggunakan gtalk,diskusi dengan teman tanpa harus tatap muka,dan banyak lagi.
Menurut saya,e-learning ini merupakan salah satu contoh dari pelaksanaan learner centered.Dalam e-learning ini,kita dituntut untuk mengambangkan ilmu pengetahuan kita secara mandiri dan bergokus pada diri kita sendiri.Kalau kita mau pintar ya cari bahan pelajaran sebanyak mungkin untuk kita sendiri.Dalam e-learning ini juga dituntut bagi kita untuk mampu menggunakan teknologi itu,sebagaimana kita ketahui bahwa pendidikan itu akan berjalan dengan baik dan lancar kalau didukung ama teknologi.Tetapi,dalam e-learning ini juga dubutuhkan suatu kontrol diri yang baik yaitu agar kita bisa memanfaatkan teknologi itu seefisien dan seefektif mungkin dan jangan sampai menggunakan jalan yang menyimpang gitu.
E-learning hariini memberikan banyak keuntungan dan hal positif bagi kita.Semoga e-learning di hariberikutnya akan lebih baik dan sukses lagi.
:)
Senin, 28 Februari 2011
Mengapa Perencanaan Instruksional itu diperlukan dalam Suatu Pengajaran?
Perencanaan merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan dalam melaksanakan segala tindakan.Perencanaan yang baik biasanya akan memberikan suatu hasil yang baik pula.Sering dikatakan jika orang gagal membuat rencana maka dia merencanakan kegagalan.Perencanaan merupakan suatu patokan atau langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan.
Perencanaan itu juga dibutuhkan dalam pengajaran.Perencanaan merupakan aspek penting untuk menjadi guru yang berkompeten (Parkay dan Mass,2000).Seorang guru harus memiliki suatu perencanaan dalam mengajar yaitu berisi suatu gambaran seperti apa dan bagaimana guru itu akan mengajar.DEalam bidang pendidikan,diperkenalkan sebuah istilah yaitu Perencanaan Instruksional.Perencanaan Instruksional adalah pengembangan atau penyusunan stategi sistematik dan tertata untuk merencanakan pelajaran.
Lalu,seberapa pentingkah pembuatan Perencanaan Instruksional itu dalam mengajar?
Terkadang,pembuatan suatu perencanaan memberatkan beberapa guru yaitu mereka diharuskan untuk membuat rencana mengajar dan itu cukup memakan waktu yang banyak.Namun ternyata,pembuatan Perencanaan Instruksional itu sangat banyak memberikan keuntungan dan dampak positif baik bagi guru maupun murid-muridnya.Dampak positif itu antara lain : guru bisa meningkatkan rasa percaya diri mereka dalam mengajar artinya guru akan lebih yakin untuk mengajar karena telah membuat suatu prosedur atau perencanaan akan materi-materi yang akan disampaikannya.Kemudian,membantu untuk memasukkan topik-topik yang amat penting,guru juga mampu memaksimalkan waktu selama mengajar di kelas artinya akan tercipta suatu proses pengajaran yang lebih terarah dan akan jarang dijumpai tumpang tindih materi pelajaran karena semuanya telah diatuir terlebih dahulu.Selain itu,pembuatan Perencanaan Instruksional juga memberikan suatu keuntungan yaitu ketika guru yang bersangkutan berhalangan untuk hadir di kelas sebagaimana biasanya maka guru pengganti tetap akan bisa melanjutkan pengajaran yaitu dengan menggunakan Perencanaan Instruksional dari guru tersebut , sehingga prosses belajar-mengajar tidak terhalangi.
Sumber:
Santrock,J.W. (2008) . Psikologi Pendidikan (Edisi Kedua) .Jakarta : Prenada Media Group.
Senin, 21 Februari 2011
Upin Ipin !!
Film Upin Ipin adalah salah satu film animasi terlaris di Indonesia saat ini.Film ini merupakan salah satu film animasi yang datang dari Malaysia dan dalam penayangannya film ini pun masih menggunakan bahasa Melayu.
Saya terbilang cukup sering menonton film ini.Itu dikarenakan keponakan saya yang masih 2 tahun sangat menyukainya dan saya pun menemani dia dalam menonton film ini.Dan film ini juga memberikan suatu petualangan dan pemahaman baru serta saya tidak bosan-bosan dalam menontonnya walaupun terkadanng filmnya sudah diulangi beberapa kali di layar kaca.
Kemarin dalam pelajaran Psikologi Pendidikan kami diajak untuk menonton Behind The Scene Film Upin Ipin dan Film yang berjudul : "Upin & Ipin Geng : Pengembaraan Bermula ".Film ini berdurasi 90 menit.Saat itu bukan lah pertama kalinya saya menonton Film Upin & Ipin Geng : Pengembaraan Bermula ",sebelumnya saya sudah pernah menontonnya.Namun,walaupun saya sudah beberapa kali menontonnya,saya tetap bisa menikmati dan merasakan suatu keterlibatan dari petualangan yanng sedang dilakukan oleh para tokoh.Menurut saya,film ini mengajarkan kita unutuk bisa bersatu dan bekerja sama serta tolong-menolong dengan sesama.Hal ini sangat baik ditonton oleh anak-anak,karena anak-anak bisa meniru tindakan dari para tokoh yang bersifat membangun.
Pernah saya terpikir bahwa pembuatan film ini tidak membutuhkan suatu usaha ekstra karena anggapan saya film itu hanyalah berupa film animasi.Ternyata pembuatan Film Upin & Ipin yang berdurasi 90 menit ini bukanlah melalui suatu tahapan yang mudah.Setelah saya menonton Behind The Scene-nya,ternyata film ini membutuhkan suatu kerja keras yang sangat besar dan penggunaan dari teknologi-teknologi yang maju seperti Komputer.Banyak alat canggih lainnya yang digunakan dalam menciptakan suatu film.
Menurut saya,jika saya kaitkan dengan Psikologi Pendidikan film ini sangat bagus karena dalam pembuatan film ini saja para pembuat filmnya sudah mampu menguasai berbagai kecanggihan teknologi seperti komputer dan lain-lain.Dan adanya suatu proses dimana dalam proses mendidik (melalui film) telah diperkenalkan suatu kecanggihan teknologi.Hal ini terbukti dari,ada cerita dalam film Upin-Ipin yang pernah memperkenalkan istilah dan penggunaan Internet pada anak-anak.Sebagaimana kita ketahui bahwa Pendidikan itu akan semakin berkembang jika didukung oleh teknologi.Jadi menurut saya,Film Upin-Ipin memberikan suatu pencerahan dan pengajaran pada anak-anak dalam bidang pendidikan.
Saya terbilang cukup sering menonton film ini.Itu dikarenakan keponakan saya yang masih 2 tahun sangat menyukainya dan saya pun menemani dia dalam menonton film ini.Dan film ini juga memberikan suatu petualangan dan pemahaman baru serta saya tidak bosan-bosan dalam menontonnya walaupun terkadanng filmnya sudah diulangi beberapa kali di layar kaca.
Kemarin dalam pelajaran Psikologi Pendidikan kami diajak untuk menonton Behind The Scene Film Upin Ipin dan Film yang berjudul : "Upin & Ipin Geng : Pengembaraan Bermula ".Film ini berdurasi 90 menit.Saat itu bukan lah pertama kalinya saya menonton Film Upin & Ipin Geng : Pengembaraan Bermula ",sebelumnya saya sudah pernah menontonnya.Namun,walaupun saya sudah beberapa kali menontonnya,saya tetap bisa menikmati dan merasakan suatu keterlibatan dari petualangan yanng sedang dilakukan oleh para tokoh.Menurut saya,film ini mengajarkan kita unutuk bisa bersatu dan bekerja sama serta tolong-menolong dengan sesama.Hal ini sangat baik ditonton oleh anak-anak,karena anak-anak bisa meniru tindakan dari para tokoh yang bersifat membangun.
Pernah saya terpikir bahwa pembuatan film ini tidak membutuhkan suatu usaha ekstra karena anggapan saya film itu hanyalah berupa film animasi.Ternyata pembuatan Film Upin & Ipin yang berdurasi 90 menit ini bukanlah melalui suatu tahapan yang mudah.Setelah saya menonton Behind The Scene-nya,ternyata film ini membutuhkan suatu kerja keras yang sangat besar dan penggunaan dari teknologi-teknologi yang maju seperti Komputer.Banyak alat canggih lainnya yang digunakan dalam menciptakan suatu film.
Menurut saya,jika saya kaitkan dengan Psikologi Pendidikan film ini sangat bagus karena dalam pembuatan film ini saja para pembuat filmnya sudah mampu menguasai berbagai kecanggihan teknologi seperti komputer dan lain-lain.Dan adanya suatu proses dimana dalam proses mendidik (melalui film) telah diperkenalkan suatu kecanggihan teknologi.Hal ini terbukti dari,ada cerita dalam film Upin-Ipin yang pernah memperkenalkan istilah dan penggunaan Internet pada anak-anak.Sebagaimana kita ketahui bahwa Pendidikan itu akan semakin berkembang jika didukung oleh teknologi.Jadi menurut saya,Film Upin-Ipin memberikan suatu pencerahan dan pengajaran pada anak-anak dalam bidang pendidikan.
Selasa, 15 Februari 2011
Apakah yang Dimaksud dengan Teacher Centered dan Learner Centered?
Teacher Centered merupakan suatu instruksi atau perencanaan dalam pembelajaran yang berpusat pada guru.Guru berperan sepenuhnya dalam pembelajaran.Guru akan memberikan penjelasan dan presentasi pada murid-muridnya.Murid-murid tidak berkesempatan untuk mengembangkan pengetahuan mereka dengan mencari bahan-bahan pendukung pendidikan mereka dengan sendiri.Setiap masalah-masalah yang muncul dalam pembelajaran akan diselesaikan oleh guru dan semua solusi akan berasal dari guru.
Sedangkan,Learner Centered merupakan suatu instruksi atau perencanaan dalam pembelajaran yang berpusat pada murid.Instruksi ini menuntut murid agar lebih aktif dan reflektif dalam mengembangkan pengetahuannya.Pendidikan hanya akan terfokus pada orang yang belajar.Guru hanya berperan sebagai fasilitator dan pembimbing pembelajaran murid-muridnya.Murid diberi kesempatan untuk mengembangkan pengetahuan dan wawasan mereka dan ketika dijumpai ada masalah dalam pembelajaran,penemuan solusi diserahkan sepenuhnya pada murid.
Sumber:Psikologi Pendidikan,Edisi Kedua.John W. Santrock
Sedangkan,Learner Centered merupakan suatu instruksi atau perencanaan dalam pembelajaran yang berpusat pada murid.Instruksi ini menuntut murid agar lebih aktif dan reflektif dalam mengembangkan pengetahuannya.Pendidikan hanya akan terfokus pada orang yang belajar.Guru hanya berperan sebagai fasilitator dan pembimbing pembelajaran murid-muridnya.Murid diberi kesempatan untuk mengembangkan pengetahuan dan wawasan mereka dan ketika dijumpai ada masalah dalam pembelajaran,penemuan solusi diserahkan sepenuhnya pada murid.
Sumber:Psikologi Pendidikan,Edisi Kedua.John W. Santrock
Pendapat Kelompok Tentang Email dan Blog dalam Dunia Pendidikan
Deepraj Kaur Sandhu 10-051
Anggun RS Sitanggang 10-075
Riana Octhaviany 10-079
Bagaimana pandangan dan penilaian anda tentang kewajiban setiap mahasiswa yang mengikuti mk.psikologi pendidikan 3sks ta. 2010/2011harus memiliki email dan blog ditinjau dari uraian psikologi pendidikan dan fenomena pendidikan di Indonesia, Medan khususnya ?
Menurut pendapat kami, penggunan blog dan email sebagai fasilitas pendidikan telah sesuai dengan fenomena psikologi pendidikan karena penggunaan email dan blog merupakan pengaplikasian dari program teknologi (internet). Sebab mutu pendidikan akan lebih baik jika di fasilitasi dengan teknologi. Penggunaan blog dan email dalam proses belajar juga sangat baik dan penting. Dengan adnya email dan blog kita jadi lebih mudah untuk menyelesaikan tugas-tugas. yang diberikan oleh pengajar. Disamping itu, dengan menggunakan email dan blog dalam mengumpulkan tugas juga dapat mengurangi penggunaan kertas yang berlebihan. Proses pembelajaran dalam menggunakan email dan blog dalam belajar khususnya dalam mata kuliah psikologi pendidikan menjadi lebih menarik dan asyik. Kita menjadi lebih aktif untuk mencari bahan-bahan ataupun sumber-sumber pelajaran dalam menggunakan internet.
Di Indonesia sistem belajar-mengajar dengan menggunakan teknologi seperti email atau blog mulai diberlakukan tidak hanya di perguruan tinggi melainkan di sekolah-sekolah. Sudah cukup banyak sekolah-sekolah yang menerapkan sistem belajar e-learning seperti di Jakarta. Penggunaan teknologi dalam proses belajar mengajar di dunia pendidikan sangat berpengaruh. Kita menjadi lebih terbiasa untuk menggunakan teknologi seperti internet.. Sedangkan untuk di Medan, penggunaan teknologi dalam proses belajar mengajar masih belum begitu diterapkan. Masih banyak sekolah-sekolah yang belum menerapkan sistem belajar e-learning.
sumber :
Munir.(2008). kurikulum berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Bandung : Alfabeta
Santrock,J.W. (2008). psikologi pendidikan (edisi kedua). Jakarta : Prenada Media Grroup
Deepraj Kaur Sandhu 10-051
Anggun RS Sitanggang 10-075
Riana Octhaviany 10-079
Bagaimana pandangan dan penilaian anda tentang kewajiban setiap mahasiswa yang mengikuti mk.psikologi pendidikan 3sks ta. 2010/2011harus memiliki email dan blog ditinjau dari uraian psikologi pendidikan dan fenomena pendidikan di Indonesia, Medan khususnya ?
Menurut pendapat kami, penggunan blog dan email sebagai fasilitas pendidikan telah sesuai dengan fenomena psikologi pendidikan karena penggunaan email dan blog merupakan pengaplikasian dari program teknologi (internet). Sebab mutu pendidikan akan lebih baik jika di fasilitasi dengan teknologi. Penggunaan blog dan email dalam proses belajar juga sangat baik dan penting. Dengan adnya email dan blog kita jadi lebih mudah untuk menyelesaikan tugas-tugas. yang diberikan oleh pengajar. Disamping itu, dengan menggunakan email dan blog dalam mengumpulkan tugas juga dapat mengurangi penggunaan kertas yang berlebihan. Proses pembelajaran dalam menggunakan email dan blog dalam belajar khususnya dalam mata kuliah psikologi pendidikan menjadi lebih menarik dan asyik. Kita menjadi lebih aktif untuk mencari bahan-bahan ataupun sumber-sumber pelajaran dalam menggunakan internet.
Di Indonesia sistem belajar-mengajar dengan menggunakan teknologi seperti email atau blog mulai diberlakukan tidak hanya di perguruan tinggi melainkan di sekolah-sekolah. Sudah cukup banyak sekolah-sekolah yang menerapkan sistem belajar e-learning seperti di Jakarta. Penggunaan teknologi dalam proses belajar mengajar di dunia pendidikan sangat berpengaruh. Kita menjadi lebih terbiasa untuk menggunakan teknologi seperti internet.. Sedangkan untuk di Medan, penggunaan teknologi dalam proses belajar mengajar masih belum begitu diterapkan. Masih banyak sekolah-sekolah yang belum menerapkan sistem belajar e-learning.
sumber :
Munir.(2008). kurikulum berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Bandung : Alfabeta
Santrock,J.W. (2008). psikologi pendidikan (edisi kedua). Jakarta : Prenada Media Grroup
Senin, 07 Februari 2011
Bagaimanakah cara untuk mengatasi ketertinggalan penggunaan teknologi (komputer dan internet) terhadap murid-murid di pedesaan?
Teknologi merupakan salah satu pendukung penting dalam kemajuan pendidikan.Pendidikan itu akan lebih baik perkembangannya jika didukkung oleh kemajuan teknologi yang dalam hal ini adalah komputer dan internet.Namun di beberapa daerah yang masih cukup terpencil seperti pedesaan penggunaan dari teknologi belumlah tersosialisasikan dengan baik.Masih dijumpai banyak murid yang belum mampu untuk menggunakan kecanggihan teknologi tersebut dalam pemenuhan tugas-tugas ataupun sebagai bahan pendukung dalam pendidikan mereka.Tidak hanya murid saja,tetapi banyak juga dijumpai guru yang belum berkompeten dalam penggunaan kecanggihan teknologi itu.Hal ini disebabkan oleh adanya anggapan bahwa penggunaan komputer dalam pendiidikan itu tidaklah penting dan tidak bermanfaat banyak.Ini merupakan salah satu akibat dari kurangnya sosialisasi kepada masyarakat khususnya guru dan murid bahwa komputer dan internet telah menjadi suatu kebutuhandalam melaksanakan pendidikan.Hal ini menyebabkan terjadinya suatu keterlambatan dalam bidang pendidikan terhadap murid-murid yang di desa.Murid-murid di desa lebih tertinggal dibandingkan dengan murid-murid di perkotaan.Mereka tidak memiliki kompetensi untuk menggunakan komputer dan internet dengan baik.
Lalu,bagaimanakah cara untuk mengatasi ketertinggalan penggunaan teknologi (komputer dan internet) terhadap murid-murid di pedesaan?
Ada beberapa cara yang mungkin bisa mengatasinya,antara lain :
a.Pemerintah setempat melakukan sosialisasi kepada masyarakat desa (guru,murid,dan orangtua murid) tentang perkenalan teknologi,penggunaan teknologi,manfaat teknologi,dsb.
b.Sekolah menyetujui akan penggunaan teknologi di sekolah-sekolah
c.Di setiap sekolah akan ditempatkan satu atau beberapa guru yang cukup berkompeten dalam penggunaan teknologi.
d.Sekolah atau dengan bantuan pemerintah setempat menyediakan dana untuk penyediaan komputer dan pemasangan jaringan internet.
e.Menciptakan suatu hubungan kerja sama yang baik antara orangtua murid,guru,dan murid.
Dengan cara-cara demikian,maka ketertinggalan penggunaan teknologi (komputer dan internet) terhadap murid-murid di pedesaan bisa teratasi.
Sumber : Psikologi Pendidikan , Edisi Kedua . John W. Santrock
Lalu,bagaimanakah cara untuk mengatasi ketertinggalan penggunaan teknologi (komputer dan internet) terhadap murid-murid di pedesaan?
Ada beberapa cara yang mungkin bisa mengatasinya,antara lain :
a.Pemerintah setempat melakukan sosialisasi kepada masyarakat desa (guru,murid,dan orangtua murid) tentang perkenalan teknologi,penggunaan teknologi,manfaat teknologi,dsb.
b.Sekolah menyetujui akan penggunaan teknologi di sekolah-sekolah
c.Di setiap sekolah akan ditempatkan satu atau beberapa guru yang cukup berkompeten dalam penggunaan teknologi.
d.Sekolah atau dengan bantuan pemerintah setempat menyediakan dana untuk penyediaan komputer dan pemasangan jaringan internet.
e.Menciptakan suatu hubungan kerja sama yang baik antara orangtua murid,guru,dan murid.
Dengan cara-cara demikian,maka ketertinggalan penggunaan teknologi (komputer dan internet) terhadap murid-murid di pedesaan bisa teratasi.
Sumber : Psikologi Pendidikan , Edisi Kedua . John W. Santrock
Selasa, 01 Februari 2011
Apakah Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan kurikulum yang menerapkan prinsip konstruktivisme?
Jawaban:
Prinsip konstruktivisme adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan agar individu (murid) berperan secara aktif membangun pemahaman dan pengetahuan.Prinsip inti dari filsafat pendidikan William James dan John Dewey.W.James merekomendasikan kepada para pengajar agar memberikan suatu pengajaran atau pembelajaran dari materi yang berlevel lebih tinggi yaitu di atas tingkat kemampuan murid dengan tujuan agar anak memperoleh wawasan pengetahuan yang lebih luas.John Dewey merekomendasikan agar pendidikan difokuskan kepada anak-anak yang artinya pengajar hanyalah sebagai fasilitator mereka saja.Tujuan dari Dewey adalah agar setiap anak dapat berperan sebagai pembelajar yang aktif,mampu meningkatkan kemampuannya untuk beradaptasi dengan lingkungan sendiri.
Prinsip konstruktivisme menuntun agar murid dapat berperan aktif dalam menyusun dan membangun pengetahuan dan pemahamannya,guru tidak hanya berperan sebagai pemberi informasi kepada muridnya tetapi mendorong murid untuk mengeksplorasi dunia mereka,mencari pengetahuan yang dibutuhkan mereka,dan mampu berpikir kritis,serta murid-murid juga dituntun untuk mampu bekerja sama dalam memahami pelajarannya.
Dalam pembelajaran dibutuhkan suatu program untuk mencapai suatu tujuan pendidikan.Hal itu disebut dengan Kurikulum.Kurikulum itulah yang menjadi gambaran atau perencanaan bagaimana suatu pendidikan itu dilaksanakan.Pada saat ini kurikulum yang hampir digunakan oleh semua perguruan tinggi adalah Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).Kurikulum ini merupakan kurikulum dimana bertujuan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkompeten dan mampu bergelut di dunia pekerjaan.Sistem pembelajaran pada KBK adalah Student Centered Learning (SCL).Pembelajaran dipusatkan pada murid-murid.Murid dibekali akan suatu kemampuan untuk berkembang secara mandiri,memperluas wawasan pengetahuanya sendiri,dan mampu bertanggung jawab serta memenuhi kebutuhan masyarakat melalui kemampuan yang dimilikinya.
Berdasarkan tujuan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) maka dijumpai adanya unsur dari prinsip konstruktivisme yaitu membekali murid untuk mampu berkembang secara mandiri dan pengajar hanyalah sebagai penuntun / fasilitator dari murid-murid.Pembelajaran tetap dipusatkan pada murid.
Jadi,dapat disimpulkan bahwa Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) telah menerapkan Prinsip Konstruktivisme dalam pelaksanaannya.
Sumber:
Psikologi Pendidikan,Edisi Kedua.John W. Santrock
Prinsip konstruktivisme adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan agar individu (murid) berperan secara aktif membangun pemahaman dan pengetahuan.Prinsip inti dari filsafat pendidikan William James dan John Dewey.W.James merekomendasikan kepada para pengajar agar memberikan suatu pengajaran atau pembelajaran dari materi yang berlevel lebih tinggi yaitu di atas tingkat kemampuan murid dengan tujuan agar anak memperoleh wawasan pengetahuan yang lebih luas.John Dewey merekomendasikan agar pendidikan difokuskan kepada anak-anak yang artinya pengajar hanyalah sebagai fasilitator mereka saja.Tujuan dari Dewey adalah agar setiap anak dapat berperan sebagai pembelajar yang aktif,mampu meningkatkan kemampuannya untuk beradaptasi dengan lingkungan sendiri.
Prinsip konstruktivisme menuntun agar murid dapat berperan aktif dalam menyusun dan membangun pengetahuan dan pemahamannya,guru tidak hanya berperan sebagai pemberi informasi kepada muridnya tetapi mendorong murid untuk mengeksplorasi dunia mereka,mencari pengetahuan yang dibutuhkan mereka,dan mampu berpikir kritis,serta murid-murid juga dituntun untuk mampu bekerja sama dalam memahami pelajarannya.
Dalam pembelajaran dibutuhkan suatu program untuk mencapai suatu tujuan pendidikan.Hal itu disebut dengan Kurikulum.Kurikulum itulah yang menjadi gambaran atau perencanaan bagaimana suatu pendidikan itu dilaksanakan.Pada saat ini kurikulum yang hampir digunakan oleh semua perguruan tinggi adalah Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).Kurikulum ini merupakan kurikulum dimana bertujuan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkompeten dan mampu bergelut di dunia pekerjaan.Sistem pembelajaran pada KBK adalah Student Centered Learning (SCL).Pembelajaran dipusatkan pada murid-murid.Murid dibekali akan suatu kemampuan untuk berkembang secara mandiri,memperluas wawasan pengetahuanya sendiri,dan mampu bertanggung jawab serta memenuhi kebutuhan masyarakat melalui kemampuan yang dimilikinya.
Berdasarkan tujuan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) maka dijumpai adanya unsur dari prinsip konstruktivisme yaitu membekali murid untuk mampu berkembang secara mandiri dan pengajar hanyalah sebagai penuntun / fasilitator dari murid-murid.Pembelajaran tetap dipusatkan pada murid.
Jadi,dapat disimpulkan bahwa Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) telah menerapkan Prinsip Konstruktivisme dalam pelaksanaannya.
Sumber:
Psikologi Pendidikan,Edisi Kedua.John W. Santrock
Langganan:
Postingan (Atom)