Rabu, 18 Mei 2011

Tugas Mini Proyek

Deepraj Kaur (10-051)
Anggun RS Sitanggang (10-075)
Riana Octhaviany (10-079)


PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PRESTASI
(peran motivasi dalam mewujudkan prestasi)


BAB I
PERENCANAAN

1.1.Pendahuluan
Topik makalah ini adalah “ Peran Motivasi dalam Proses Mewujudkan Prestasi “ dengan  judul “ Pengaruh Motivasi terhadap  Prestasi “. Judul ini mengaitkan 2 hal yaitu motivasi dan prestasi.  Motivasi adalah proses yang memberi semangat,arah,dan kegigihan perilaku (Santrock,2004). Dimana, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi,terarah,dan bertahan lama. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan,dikerjakan dan sebagainya). Berdasarkan pengertian di atas dapat kita katakan bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan seseorang atau kelompok yang telah dikerjakan, diciptakan dan menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan bekerja. Lalu, apakah hubungan antara motivasi dalam mewujudkan prestasi anak di Sekolah Menengah Pertama (SMP)?Penelitian ini dilakukan di beberapa sekolah yaitu dari 25 anak berprestasi yang berasal dari sekolah  SMP Harapan Mandiri, SMP BM-2, SMPN 31 Medan, SMPN 1 Sei Rampah, Methodist 1 medan. Sesuai dengan topik dan judul, penelitian ini dilakukan untuk meneliti bagaimana hubungan antara motivasi dalam mewujudkan prestasi anak di sekolah. Motivasi sangat berhubungan erat dalam mendukung prestasi seseorang. Hal ini terlihat dalam fenomena kehidupan  sehari-hari dimana ada beberapa anak sekolah (khususnya SMP yang diteliti) dapat  mempertahankan dan mencapai prestasi mereka dengan baik. Hal ini memunculkan pertanyaan “Apa yang memotivasi anak SMP yang diteliti untuk berprestasi?” Proses mewujudkan prestasi ternyata sangat dipengaruhi oleh motivasi. Pencapaian prestasi yang baik itu merupakan contoh dan bukti bagaimana motivasi dapat membantu siswa SMP dalam mempertahankan dan mencapai prestasi. Motivasi yang diberikan kepada murid di kelas berkaitan dengan perilaku murid dan sejauh mana perilaku mereka diberi semangat, memiliki arah, dan dipertahankan dalam jangka waktu lama. Jika murid menyelesaikan tugas karena terpaksa atau dengan rasa bosan, maka murid tersebut memiliki motivasi yang minim. Sebaliknya jika murid menghadapi tantangan dalam penyelesaian tugasnya namun tetap berusaha dan bertahan maka murid tersebut memiliki motivasi yang besar untuk berprestasi.


1.2.Landasan Teori
Pada faktanya, semua individu itu memiliki motivasi untuk berprestasi (Achievement Motivation) dan berdasarkan teori Kepribadian Henry Murray, ada 20 jenis kebutuhan yang salah satunya adalah need achievement  yaitu kebutuhan untuk dapat mencapai sesuatu yang sulit, menguasai, memanipulasi, atau mengatur objek fisik, orang lain, atau ide yang dimiliki, dapat melakukan sesuatu dengan cepat dan mandiri serta dapat mengatasi hambatan dan menetapkan standar yang tinggi, berani berkompetisi dengan orang lain, dan dapat meningkatkan kepercayaan diri dengan bakat dan kemampuan. Artinya, setiap manusia memiliki kebutuhan mendapatkan prestasi; memecahkan masalah; mengerjakan tugas secepat dan sebaik mungkin.
Setiap orang memiliki achievement motivation dan need achievement, Namun banyak faktor yang mempengaruhi anak SMP  sehingga motivasi itu tidak muncul bahkan hilang. Salah satunya adalah achievement motivation dan need achievement. Namun kuantitas motivasi dan need itu berbeda-beda pada setiap orang. Seseorang bisa unggul dalam suatu bidang namun bidang lain tidak. Selain itu, faktor dari lingkungan sosial menjadi faktor yang mempengaruhi mengapa seseorang tidak termotivasi dalam mencapai sesuatu. Sebagai contoh, seorang anak yang pada awalnya merupakan orang yang berprestasi dan terampil di sekolahnya bisa berubah menjadi anak yang apatis terhadap pendidikannya sejak orang tuanya bercerai, tetapi hal sebaliknya juga bisa terjadi. Anak yang mengalami suatu tekanan dalam hidupnya bisa lebih termotivasi untuk berprestasi. Di lingkungan sosial anak tersebut membuat motivasinya agar prestasinya bertambah dan berkurang. Jadi dapat disimpulkan bahwa prestasi dipengaruhi oleh motivasi dan motivasi dipengaruhi oleh lingkungan sosial.
Selain itu, motivasi dalam mewujudkan prestasi juga dipengaruhi oleh Keinginan akan adanya pengakuan. Hal ini dijelaskan oleh Teori Kebutuhan Maslow yaitu berupa Hirarki Kebutuhan. Pada hirarki ke-4 berupa kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-simbol status. Keinginan akan harga diri (esteem needs) merupakan keinginan untuk memperoleh pengakuan, penghormatan, dan status social dari orang lain,dan kebutuhan ini jugalah yang mendorong orang untuk bekerja dan berprestasi. Dengan demikian, setiap individu mempunyai motif keinginan (want) dan kebutuhan (need) tertentu dan mengharapkan kepuasan dari hasil kerjanya. Dianalogikan dengan para siswa SMP yang diteliti,mereka ingin berprestasi agar mendapat pengakuan, dihargai, dan biasanya mendapatkan lebih banyak kesempatan untuk mengeksplorasi diri mereka dalam bidang pendidikan sehingga mereka lebih berkembang daripada siswa lain.
1.3.Alat dan Bahan
- Kamera
- Angket
- Reward
- Alat Tulis

1.4. Analisis Data
Dalam pengumpulan data pada tugas mini proyek ini kami menggunakan metode penarikan kesimpulan dari wawancara yang kami lakukan kepada 25 siswa SMP dari lima sekolah yang berada di Sumatera Utara.

1.5.Objek atau Subjek Penelitian
Data diperolehan dari 25 siswa SMP yang berasal dari lima sekolah baik swasta maupun negeri yang berada di Kota Medan, Sumatera Utara,yaitu:
·           5 siswa dari SMP Harapan Mandiri;
·           5 siswa dari SMP BM-2;
·           5 siswa dari SMPN 31 Medan;
·           5 siswa dari SMPN 1 Sei Rampah; dan
·           5 siswa dari Methodist 1 medan.
Data diperoleh dengan memberikan mereka beberapa pertanyaan (metode wawancara).

1.6.Jadwal Pelaksanaan
Tanggal
Kegiatan
4 April 2011
Menentukan topik dan judul
Menentukan objek dan subjek penelitian
Merencanakan bentuk pengambilan data
9 April 2011
Membuat pertanyaan untuk wawancara
13 April 2011
Mengunjungi sekolah pertama untuk mengambil data
15 April 2011
Mengunjungi sekolah kedua untuk mengambil data
20 April 2011
Mengunjungi sekolah ketiga untuk mengambil data
22 April 2011
Mengunjungi sekolah keempat untuk mengambil data
27 April 2011
Mengunjungi sekolah kelima untuk mengambil data
30 April 2011
Menyimpulkan data
3-7 Mei 2011
Menyelesaikan perencanaan
10 Mei 2011
Menyelesaikan bagian pelaksanaan
11 Mei 2011
Menyelesaikan laporan dan evaluasi


1.7.Kalkulasi Biaya

Alat dan Bahan
Biaya (Rp )
1.      Print kertas untuk wawancara
Rp  15.000
2.      Reward (Chocolatos + Pulpen)
Rp  60.000
3.      Transportasi
Rp 135.000
4.      Biaya tak terduga
Rp 100.000
TOTAL
Rp 310.000

BAB II
PELAKSANAAN

Pemilihan topik dan judul merupakan tahap awal dalam pelaksanaan tugas mini proyek ini. Topik yang kami pilih adalah peran motivasi dalam mewujudkan prestasi. Berdasarkan topik tersebut, judul yang diambil adalah pengaruh motivasi terhadap prestasi. Penelitian ini didukung oleh beberapa teori psikologi seperti teori motivasi yaitu achievement motivation, teori kepribadian Murray tentang need achievement, dan teori need hierarki Maslow yaitu esteem needs. Penelitian ini menggunakan beberapa alat dan bahan seperti : kamera, kertas wawancara, alat tulis, dan reward. Setelah itu, dibuat analisis data serta menentukkan objek dan subjek penelitian yang terdiri dari 25 siswa yang berasal dari 5 sekolah menengah pertama di kota medan. Penelitian dilakukan disekolah masing-masing. Pengambilan data dari 25 siswa tersebut dilakukan dengan wawancara secara tertulis dan siswa diminta untuk menjawab secara jujur.
Setelah melakukan penelitian terhadap 25 siswa tersebut, dibuat suatu kesimpulan yang didukung oleh teori-teori psikologi.
BAB III
PELAPORAN DAN EVALUASI

3.1. Laporan
Dari hasil penelitian terhadap 25 anak berprestasi diperoleh sebanyak :
·          54%  anak berprestasi langsung mendaftarkan diri ketika ada kegiatan perlombaan akademis disekolah.
·         64% anak berprestasi memiliki keinginan sendiri untuk belajar tanpa harus dipaksa orangtua.
·         52% anak berprestasi itu termotivasi oleh adanya pemberian reward.
·         92% anak berprestasi memiliki tujuan belajar yang jelas.
·       52% anak berprestasi memiliki motivasi yang sangat kuat untuk membahagiakan orangtua dan untuk mewujudkan cita-cita mereka.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa motivasi sangat berpengaruh terhadap prestasi anak disekolah. Hal ini ditunjukkan dari hasil penelitian bahwa kebanyakkan dari siswa yang berprestasi itu memiliki suatu dorongan yang berasal dari dalam diri mereka (motivasi intrinsik), bagaimanapun keadaannya mereka belum tentu terpengaruh oleh keadaan lingkungan sekitar dan tetap mempertahankan prestasi nya. Jadi, kebanyakan anak yang berprestasi itu memiliki motivasi intrinsik yang lebih besar daripada motivasi ekstrinsik. 

3.2.Evaluasi
Berdasarkan perencanaan yang telah dibuat dan pelaksanaan yang telah dilakukan, ditemukkan adanya ketidaksesuaian terhadap waktu pengambilan data. Dimana, pada perencanaan telah diperkirakan waktu pemngambilan data sekitar lima hari, tetapi pada pelaksanaannya dibutuhkan waktu sekitar dua minggu untuk mengumpulkan data. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya : sulitnya menentukkan waktu yang sesuai antara penguji dengan objek yang diuji, dan sulitnya mendapatkan izin dari pihak sekolah untuk melakukan pengambilan data.

3.3.Komentar Kelompok dan Individu
Menurut kelompok kami, tugas mini proyek ini sangat menantang karena ini merupakan pengalaman pertama kami untuk menyelesaikan tugas yang menggunakan penelitian. Disini juga kami dituntut untuk bisa lebih kreatif dalam membuat poster dan menambah wawasan kami terhadap fenomena pendidikan yang terjadi di Indonesia.
Menurut deepraj: saya mengalami kesulitan dalam mengumpulkan data dan mengeksplorasi kreatifitas saya. Karena pada dasarnya saya termasuk orang yang kurang kreatif.
Menurut anggun: tugas mini proyek ini cukup menuntut saya untuk lebih kreatif dalam membuat poster, lebih teliti dalam mengolah data, dan menuntut kami untuk lebih bekerjasama.
Menurut riana: tugas mini proyek ini sangat menarik tetapi juga melelahkan. Saya dituntut untuk menjadi tahu bagaimana cara melakukan sesuatu penelitian. Dan banyak pelajaran yang dapat saya ambil dalam tugas mini proyek ini.

3.4.Daftar Pustaka
kuliahpsikologi.dekrizky.com
fachrugianappb.blogspot.com
Santrock.,J.W.(2008).Psikologi Pendidikan(edisi kedua). Jakarta: Prenada Media Group.





Senin, 16 Mei 2011

Apakah Andragogi Itu?

Sekarang banyak orang dewasa yang mengikuti kursus-kursus dengan tujuan untuk menambah wawasan mereka. Mereka bertujuan untuk memperoleh suatu keterampilan baru yang bisa mendukung kinerja mereka.

Pembelajaran yang dilakukan orang dewasa orang dewasa tersebut disebut ANDRAGOGI. Andragogi biasanya dilakukan oleh orang yang sudah berusia 17 tahun ke atas. Andragogi lebih menekankan pada membimbing dan membantu orang dewasa untuk menemukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam rangka memecahkan, masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya. Ketepatan pendekatan yang digunakan dalam penyelenggaraan suatu kegiatan pembelajaran tentu akan mempengaruhi hasil belajar warga belajar.

Andragogi membantu orang dewasa untuk meningkatkan keterampilan mereka,mengasah kinerja mereka,dan sebagai jalan bagu mereka untuk menemukan pengetahuannya.

Sumber:
Sukadji,S.200.Psikologi Pendidikan dan Psikologi Sekolah.Depok:Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan PendidikanPsikologi (LPSP 3) Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Apakah Pedagogi itu??

Setiap orang yang terlahir ke dunia ini memiliki hak asasi.Salah satu hak itu adalah untuk mendapatkan ilmu,pendidikan,dan pengetahuan.Pendidikan yang dimiliki itu telah boleh diperoleh sejak usia dini.
Orang dewasa memberikan pendidikan kepada anak mereka sejak usia dini.
Cara mengajar anak usia dini ini disebut Pedagogi.Pedagogi bertujuan untuk mentransmisikan sejumlah pengalaman dan keterampilan dalam rangka mempersiapkan anak untuk menghadapi kehidupan di masa datang.
Pedagogi bisa dijumpai pada cara pengajaran di TK,SD,SMP,dan sederajat.Orang yang dididik dengan Pedagogi adalah anak yang belum berusia 17 tahun.Ketika mereka memasuki usia 17 mereka akan diajar dengan cara Andragogi.

Sumber:
Sukadji,S.200.Psikologi Pendidikan dan Psikologi Sekolah.Depok:Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan PendidikanPsikologi (LPSP 3) Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Rabu, 04 Mei 2011

Kuliah yang Diawali Senam Pagi

Pertemuan Psikologi Pendidikan pada hari Selasa,3 Mei 2011 diawali dengan sebuah senam pagi sederhana yaitu melakukan gerakan yang sesuai dengan nada dari lagu "becak".Hal itu sangat menyenangkan buat saya.Mengapa??
Kami diajak untuk berkonsentrasi agar tidak salah dalam memadukan gerakan dan musik,dilatih untuk bekerja sama,kami bisa merilekskan diri kami terlebih dahulu sebelum memulai kuliah,dan keadaan menjadi lebih tenang dan nyaman.
Hal ini cukup menarik bagi saya,karena melalui hal ini saya dan teman-teman yang lain bisa bersama-sama dan bergembira.

Senin, 25 April 2011

Apakah Tujuan Bimbingan di TK dan Bimbingan di SD??

Zaman sekarang ini sangat banyak anak yang melewati masa TK.Selama masa TK itu mereka sudah mendapatkan bimbingan dari para gurunya.Tujuan bimbingan di TK itu apa sih??
Tujuan utama bimbingan di TK adalah membantu anak agar :
  • dapat membantu dirinya sendiri untuk mengadakan penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial,
  • mampu melewati saat-saat transisi,dari lingkungan keluarga ke lingkungan teman sebaya,guru,dan sekolah,dari suasana bebas ke suasana disiplin dan menghargai hak orang lain.
Ketika sebagian anak telah mendapat bimbingan di TK,lalu bagaimana dengan anak yang tidak mengikuti bimbingan di TK??
Oleh karena itu,anak yang tidak melewati masa TK dalam arti langsung SD,maka bimbingan dari gurunya akan lebih banyak lagi.
Lalu bagaimana tujuan dari bimbingan di SD??
Tujuan utama bimbingan di SD adalah membantu anak untuk:
  •  menguasai bahan ajaran tuntutan kurikuler,
  • membuat pilihan dan menentukan bahan ajar yang cocok,
  • memiliki sikap-pandangan belajar yang mendukung,
  • mempunyai pola perilaku yang mendukung,
  • memilih teman bergaul dan membentuk kelompok-kelompok belajar yang serasi,
  • mengadakan penyesuaian hidup berkelompok yang menunjang belajar,dan
  • memecahkan masalah-masalah belajar yang dihadapi murid.

Sumber:
Sukadji,S.200.Psikologi Pendidikan dan Psikologi Sekolah.Depok:Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan PendidikanPsikologi (LPSP 3) Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Minggu, 24 April 2011

Psikologi Pendidikan dan Psikologi Sekolah


Pengertian Psikologi Pendidikan dan Psikologi Sekolah  Psikologi Pendidikan 
Menurut Arthur S. Reber (Syah, 1997 / hal. 12)
Psikologi pendidikan adalah sebuah subdisiplin ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan yang berguna dalam hal-hal sebagai berikut :

a. Penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas
b. Pengembangan dan pembaharuan kurikulum
c. Ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan
d. Sosialisasi proses-proses dan interaksi proses-proses tersebut dengan pendayagunaan ranah kognitif
e. Penyenggaraan pendidikan keguruan

Menurut Barlow (Syah, 1997 / hal. 12)
Psikologi pendidikan adalah sebuah pengetahuan berdasarkan riset psikologis yang menyediakan serangkaian sumber-sumber untuk membantu anda melaksanakan tugas-tugas seorang guru dalam proses belajar mengajar secara efektif.

Menurut Tardif (Syah, 1997 / hal. 13)
Psikologi pendidikan adalah sebuah bidang studi yang berhubungan dengan penerapan pengetahuan tentang perilaku manusia untuk usaha-usaha kependidikan.

Menurut Witherington (Buchori dalam Syah, 1997 / hal. 13)
Psikologi pendidikan adalah studi sistematis tentang proses-proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia.

Menurut Muhibin Syah (2002),
Psikologi Pendidikan adalah sebuah disiplin psikologi yang menyelidiki masalah psikologis yang terjadi dalam dunia pendidikan. 
Dari beberapa pendapat tentang psikologi pendidikan, disimpulkan bahwa Psikologi Pendidikan adalah ilmu yang mempelajari  tentang perilaku manusia di dalam dunia pendidikan yang meliputi  studi sistematis tentang proses-proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia yang tujuannya untuk mengembangkan dan meningkatkan keefisien di dalam pendidikan.
Psikologi Sekolah
Psikologi Sekolah berurusan dengan mengidentifikasi anak-anak dalam sistem sekolah yang berfungsi pada tingkat yang lebih tinggi pendidikan untuk usia serta anak-anak yang menunjukkan pola perilaku tertentu seperti ADHD, disleksia atau hambatan pidato. Perhatian juga diberikan kepada anak-anak yang cacat mental atau fisik.

Perbedaan Psikolog Pendidikan dengan Psikolog Sekolah
Psikolog Pendidikan membantu dengan mendiagnosis dan memberikan alat untuk mengobati, membantu atau berurusan dengan perilaku atau tantangan. Psikologi pendidikan mempelajari bagaimana anak-anak belajar, mengingat dan berpikir dan bagaimana mereka mengembangkan mental selama proses pembelajaran.
Psikolog Sekolah mengkonseling, terapi bicara, dan satu-satu bantuan melalui pengajaran asisten di kelas.Mereka juga menyediakan sekolah dengan latihan. Mereka dapat melakukan penilaian psikologis dan memberikan bimbingan dan konseling baik untuk anak dan keluarga anak.

Tugas Psikolog Pendidikan:
mempelajari bagaimana manusia belajar dalam pendidikan pengaturan, efektivitas intervensi pendidikan, psikologi pengajaran, dan psikologi sosial dari sekolah sebagai organisasi,menangani bagaimana siswa belajar dan berkembang, dan sering terfokus pada sub kelompok seperti berbakat anak-anak dan mereka yang tunduk pada khusus penyandang cacat.
Tugas Psikolog Sekolah:
·         Mengkonsultasikan dengan guru, orang tua, administrator, dan penyedia layanan kesehatan jiwa masyarakat tentang belajar, sosial, dan masalah perilaku;
·         Terlibat dalam sekolah-lebar kegiatan kesehatan mental;
·         Membantu pendidik dalam melaksanakan aman, kelas sehat dan lingkungan sekolah;
·         Pengasuhan Ajarkan keterampilan, strategi pemecahan masalah, penyalahgunaan zat, dan topik lainnya yang berkaitan dengan sekolah sehat;
·         Melakukan penelitian tentang instruksi yang efektif, manajemen perilaku, program-program sekolah alternatif, dan intervensi kesehatan mental;
·         Menilai dan mengevaluasi berbagai masalah yang berkaitan sekolah dan aset anak dan remaja di sekolah yang ditugaskan;
·         Intervensi langsung dengan siswa dan keluarga melalui konseling individu, kelompok pendukung, dan pelatihan keterampilan;
·         Sajikan sebagai anggota tim interdisipliner untuk memenuhi kebutuhan siswa berisiko dan untuk melayani kebutuhan siswa penyandang cacat melalui penilaian pendidikan khusus, kelayakan, dan proses penempatan;
·         Hasil Komunikasikan evaluasi psikologis untuk orang tua, guru, dan lain-lain sehingga mereka dapat memahami sifat kesulitan siswa dan bagaimana untuk melayani kebutuhan siswa;
·         Terlibat dalam pencegahan krisis dan layanan intervensi;
·         Bekerja dengan berbagai mahasiswa masalah emosional dan akademik;
·         Melayani satu atau beberapa sekolah di daerah sekolah atau bekerja untuk sebuah pusat kesehatan mental masyarakat dan / atau dalam lingkungan universitas

http://www.nasponline.org/about_sp/careerfaq.aspx


Senin, 18 April 2011

Mengapa Ada Sekolah yang Tidak Menyediakan Pelayanan Bimbingan ?

Bimbingan merupakan pemberian arahan dan nasihat terhadap orang lain.Bimbingan itu ditujukan kepada semua orang,tetapi sangat sering dijumpai pada anak-anak,usia prasekolah,dan orang muda.Tujuan pemberian bimbingan ini adalah agar masalah dapat terselesaikan dan teratah kepada hal yang baik.
Sekolah merupakan salah satu tempat yang sangat cocok untuk memberikan pelayangan bimbingan pada murid-murid.Hal ini bisa mendukung murid-murid untuk mengembangkan prestasi mereka,bergaul,dan bertingkah laku.
Namun ada sekolah yang tidak menyediakan pelayanan bimbingan ini.Hal ini disebabkan oleh anggapan kepala sekolah bhwa guru atau wali kelas saja sudah sanggup mengatasi masalah murid.Kepala sekolah beranggapan tidak membutuhkan konselor untuk membantu muridnya memecahkan masalahnya.Padahal tanpa mereka sadari bahwa sebenarnya keberadaan dari konselor itu sangat dibutuhkan karena mereka telah memiliki kemampuan yang lebih dibandingkan guru biasa.
Sebaiknya,pelayanan bimbingan itu tetap disediakan di sekola-sekolah agar anak didik bisa lebih mampu memecahka masalah mereka sendiri dan mendapa tpengarahan yang lebih baik lagi.

Sumber:
Sukadji,S.200.Psikologi Pendidikan dan Psikologi Sekolah.Depok:Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP 3) Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.